Click here for Myspace Layouts

Saturday 19 November 2011

MeRindu :)


Kawans, pernahkah merasakan rindu dengan teramat sangat?

Rindu tanda cinta, rindu tanda sayang. Saya setuju sekali. Bagaimana bisa merindu jika tidak mencinta? Sulit dibayangkan rasanya.

Semakin rindu seseorang terhadap orang ataupun sesuatu yang dicintainya, maka akan semakin tidak berlogika ia. Melihat-lihat, mencium, bahkan tersenyum-senyum hingga menangis sendiri di depan foto orang tersayang, itu mahfum adanya bagi seorang yang merindu. Belum lagi mencari segala kenangan bersama, mencari sms-sms lama, membuka lemari baju –sekedar untuk mencium bajunya, duduk di tempat biasa orang itu duduk, hingga membeli atau membuat makan kesukaan orang yang dirindu untuk dimakannya sendiri, itu juga sangat wajar bagi seorang perindu.

Seorang teman menceritakan kisah bagaimana adiknya teramat rindu dengan ayahnya. Pekerjaan ayahnya sebagai seorang pelaut dan peneliti memang biasa membuat ayahnya jauh dari kebersamaan keluarga. Sampai suatu saat ayahnya ditugaskan melaut hingga ke Antartika dan menghabiskan waktu hingga lebih dari 6 bulan. Sulit telepon, susah SMS terlebih webcam-an.  Suatu ketika, ayahnya berhasil telepon ke rumah, sang adik senangnya tidak terkira. Bahkan, ia sampai memeluk telepon itu layaknya ia sedang memeluk ayah yang sangat ia cinta. Sungguh bening sekali rasanya.

Bagi saya, rindu adalah anugrah. Namun, jika kita tidak pintar-pintar mengelola anugrah itu, ia bisa menjadi sebaliknya: musibah. Rindu yang tidak ‘tersalurkan’ dengan tepat lebih sering mengantarkan si perindu menjadi terganggu kesehatannya, terganggu aktivitasnya, hingga terganggu juga orang-orang di sekitarnya. Sementara jika rindu terekspresikan dengan bijak, maka akan tampak pada meningkatnya kreativitas hingga produktivitas si perindu.

Semoga kita mampu merindu dengan bijak :)

No comments:

Post a Comment

Cute ! lepas bca jgn lupa komen yarh ! tq :D